Harum semerbak mewangi
Menebar di hati sanubari
Indahmu memenuhi seluruh ruang – ruang negeri
Karisma kepemimpinanmu buat takjub
Manakala kau mau dengar suara – suara jeritan rakyat jelata
Yang gema di persada ini
Tonggak – tonggak perjuangan
Memang tak lagi dipancangkan pada tanah pertiwi
Namun degupan di dadamu
Yang kau wujudkan lewat bijakmu
Membawa rakyat dalam warnai ajang pergulatan dunia
Bagai air mengalir ragam alur cerita yang tak bermuara
Si Parto katro, Zaenal yang berdasi
Mereka cermin dinamika negeri ini
Mereka bisa menatap
Dan berkata karena kau terus hadir di mata hatinya
Sapa menghampiri kami tatkala langkah gagah kau pijakan
Menuju istana di atas puing
Dan kau taburkan senyum pesona
Walau kami rakyat papa pun jelata
Tutur katamu menyentuh relung hati
Tanganmu tak kau arahkan tuk sakiti rakyatmu
Yang kadang tak setia juga amanat
Mulutmu jua tiada pernah memaki
Kau senantiasa selalu ajarkan kami cinta, kasih, serta
ketulusan keikhlasan
Mencintai siapa yang telah hadirkan kami di dunia di atas
bumi lazuardi katulistiwa
Biduk kepemimpinanmu pancarkan sinar
Relung – relung hati kami yang gelap
Berkabut karena jauhi cahaya ilahi
Kami tak lagi butuh tongkat
Selain mata hati dan jiwamu
Yang tak gentar kan mati
Demi ciptakan damai bagi rakyatmu
Dengan ajakan untuk lekatkan dahi
Bersujud sebagai tanda diakuinya
Diatas pemimpin ada pemimpin
Kau pangku tugas mulya di pundakmu
Inilah beban yang kau emban dari amanat rakyat
Tak lupalah dia pada janji
Dikala masih berada di tengah kesederhanaan
Bukti dapat kami rasakan
Kau tiada berlalu dari kami . . . . .
0 komentar:
Posting Komentar