Sabtu, 21 Desember 2013

Mawar Putih Spesial

     Pagi yang cerah, tampak seorang pemuda turun dari mobil mewahnya. Ia bermaksud ingin membeli kado untuk hari yang special. Hari ini tapat tanggal 22 Desember, hari dimana semua umat merayakan hari ibu, hari yang penuh cinta dan kasih sayang. Suatu persembahan yang utuh bagi seorang anak yang memaknainya. Setiap toko di komplek pertokoan Ia jejaki, pijakannya begitu gagah dan pasti. Tiba – tiba langkahnya terhenti di depan toko bunga. Ia melihat sosok seorang gadis cantik yang menurutnya tidak asing lagi, sejenak pria itu berfikir mencoba menelaah masa lampau yang mampu menjawab siapakah wanita itu. Tak lama kemudian Ia teringat akan masa lalunya, “ya, tidak salah lagi, wanita itu adalah adik kelasku tingkatan SMP 7 tahun yang lalu. Sonia! Ya, Sonia wanita over kaget – kagetan dan lemah juga penyakitan yang sampat aku taksir.” Pikir pemuda itu seyakinnya.
     Ia mendapatkan Sonia dalam keadaan mematung, pandangannya lurus, fokus pada satu titik bunga berwarna putih, terkesan menyejukkan. Namun raut wajahnya pilu, tergambar dari sepasang mata pimpong indah nan sayu.

     “mengapa kau menangis?” sapa Dedy yang telah merasa akrab dan seketika membuyarkan lamunan penuh arti. Wanita itu terkejut dan sesegera mungkin mencoba menghapus cairan bening yang terlanjur keluar dari matanya. Karena Sonia juga telah merasa kenal dekat maka suasana menjadi terasa hangat. Karena penasaran Dedy menanyakan kembali pertanyaan yang belum terjawab. “mengapa kau menangis? Ada apa dengan bunga mawar putih itu?”
     “mawar putih itu sangat cantik dan suci, mengingatkanku pada sosok sempurna di dunia ini. Rasanya ingin sekali memberikan bunga itu kepadanya.” Tutur Sonia mampu menjawab serta membuat Dedy berpikir keras.
     “lantas mengapa tak kau beli lalu kau berikan padanya?” tanya Dedy sekenanya.
Lalu Sonia menjawab dibarengi dengan tundukan kepalanya “aku tidak bawa uang untuk membelinya.”
Mencoba mengerti, Dedy menggandeng tangan Sonia menuju bunga itu dan segera menukarkan dengan uang miliknya di kasir. Dedy berniat mengantarkan Sonia pulang dan memberikan bunga itu kepada orang yang dimaksud, Sonia pun menerima niatan itu. Alangkah herannya Dedy ketika Sonia menunjukan jalan ke arah pemakaman umum, dengan seribu tanda tanya dan perasaan yang dipaksa tenang Dedy tetap mengikuti arahan Sonia. Hingga sampailah dihadapan satu nisan yang bertuliskan Tri Wahyuni Binti Muhammad Agus.
     “Sonia, sebenarnya apa yang akan kita lakukan di sini dan ini makam siapa?” tanya Dedy yang sangat heran dengan tingkah laku wanita yang sudah lama tak Ia temui. Sonia hanya terdiam coba menjawab pertanyaan Dedy dengan senyum kecil, namun penuh misteri. Raut wajahnya teduh dengan mata yang berkaca – kaca, membuat Dedy bingung sejadinya.
     “bukankah kau tahu ibu kandungku meninggal sebab penyakit jantung yang dideritanya? Aku begitu menyayangi ibuku, bagiku ibuku adalah segalanya. Dan aku sangat terpuruk karena keputusan ayah yang ingin menikah lagi di akhir kelas sembilanku.” Jawab Sonia, menerangkan Dedy yang masih kebingungan.
“tapi ini bukan makam ibumu.” Ucapannya yakin. Rupanya dulu Dedy sangat mengenal Sonia luar dalam, rasa cintanya yang terpendam terhadap seorang Sonia membuat ia mencari tahu banyak hal akan wanita pujaannya. Tetapi ada beberapa hal yang belum Dedy ketahui bahwa Sonia memiliki ibu tiri. Ya wajar saja, saat ayah Sonia ingin menikah lagi, saat itu pula Dedy mengubur cintanya dengan sebab ia harus melanjutkan sekolahnya keluar negeri dengan beasiswa.
     “ya tentu saja bukan” Sonia menegaskan. “Kamu tahu apa sebabnya aku dijuluki wanita over kaget – kagetan dan lemah?” pertanyaan Sonia untuk melanjutkan obrolan. Dedy bungkam karena memang tak tau pasti apa penyebabnya. “Tuhan menghendaki gen penyakit jantung ibuku mengalir dalam tubuhku. aku menderita kerusakan progresif dari jaringan miokard sehingga terjadi pembesaran kardiomiopati 50% di jantungku. Orang biasa menyebutnya gagal jantung.” Lanjut Sonia.
     Dedy tercengang mendengar perkataan Sonia barusan. “saat aku lulus sekolah menengah pertama, aku merasa tidak sanggup lagi. Dokter memperkirakan sisa hidupku hanya 50 hari lalu dokter menyarankan agar aku segera melakukan transplantasi jantung.”

***

     Penyakit jantung yang dibawanya sejak lahir bukanlah penyakit biasa yang akan hilang rasa sakitnya jika diminumi obat sekali dua kali. Ia bisa dikatagorikan sebagai anak yang kuat, mengemban lama rasa sakit yang amat sangat. Kehadiran ibu tiri baginya hanyalah sampah, dan wanita jahat, gak berarti, yang hanya menjilat rasa manisnya saja terhadap ayah. Kesimpulan yang masih bisa ditoleran dari buah pikir remaja belia yang belum tahu apa – apa dan masih harus banyak belajar seperti Sonia yang pikirannya telah terkontaminasi oleh sinetron – sinetron di televisi. Namun semua itu dipatahkan oleh sikap cinta dan kasih sayang tulus yang tercurah untuk anak tirinya, kesabaran menghadapi segala ocehan pedas yang kadang keluar tanpa beban dari mulut mungil anak tirinya. Bagi Sonia tak ada wanita lain yang mampu menggantikan ibu kandungnya. Sebaik apapun wanita itu.
     Seminggu sudah Sonia menginap di rumah sakit, menunggu donor jantung dari malaikat yang kan bersedia memberikannya. Ia merasa kesepian tatkala ayahnya harus ke kantor menunaikan tugasnya mencari nafkah, hanya sosok ibu tiri yang setia menemani dan mengurusinya, meski wanita itu paham Sonia masih belum bisa menerimanya.
     Pagi yang mendung, entah alam ingin mendukung suasana hati Ibu tiri atau hanya sekedar rutinitas alam saja. Seperti biasa Ia pergi ke rumah sakit menemani anak tirinya yang sedang terbaring disana. Sepanjang perjalanan doa selalu terkulum dalam tutur, sekedar harapan dan menenangkan suasana hati. Saat itu hujan lebat begitu saja turun disertai angin yang begitu dahsyat, mengganggu penglihatan dan konsentrasi setiap pengemudi. Tepat di jalan Jendral Sudirman pohon besar jatuh menghadap jalan, Ia berusaha tetap fokus mengendarai mobilnya dengan kecepatan 80 km/jam hilang keseimbangan lalu menabrak pohon yang leluasa terbentang di jalan raya. Sekejap mobil itu terjungkal dan terjepit pohon. Wanita itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat agar segera di beri pertolongan intensif, namun Tuhan berkehendak lain, dalam perjalanan menuju rumah sakit nyawanya tidak dapat tertolong. Mendengar hal ini ayah Sonia sangat syock, bertubi – tubi cobaan yang diterimanya dua kali Ia harus ditinggal oleh dua wanita yang dicintainya. Tiba – tiba teringat dengan kalimat terakhir yang sempat diucapkan olehnya “jika dokter mengizinkan, aku siap memberikan jantungku kepada Sonia, aku sangat menyayanginya, ia telah mengisi satu tempat di hatiku, ia seperti anak yang lahir dari rahimku. Meski Sonia selalu menolak pelukkanku aku sangat mencintainya.” Ayah segera menemui dokter dan mengurus semua persyaratannya.

***

     “aku menyesal tak sempat merengkuh pelukannya, tak sempat ku ukir senyum manis untuknya, tak pernah ku sadar bahwa dia adalah tempat bersandarku saat aku merasa sepi dan sendiri. Dan kini ku merasa hidup lebih dekat dengan detak jantung ini setelah ku mengerti ibu tirikulah malaikat itu. Ibu, kau akan tetap hidup bersama tubuhku, kau selalu hidup dalam hidupku. Mawar putih ini sebagai lambang kesucian dirimu.” Kalimat dipenghujung ziarahnya siang itu ditemani Dedy sambil menaruh rangkaian bunga mawar putih tepat di depan nisan bertuliskan Tri Wahyuni Binti Muhammad Agus.
     Pertemuan yang sangat mengesankan dan memberikan pelajaran yang berarti bagi seorang Dedy. Ia merasa bahwa hadirnya seorang ibu apapun statusnya sangatlah berarti. Bukan suatu penghargaan atau barang yang sesungguhnya dibutuhkan seorang ibu, melainkan cinta dan kasih sayang yang mampu menggenggam cakrawala, mengukir awan bersama buah hatinya.


     Setelah itu Dedy meninggalkan niatan membelikan hadiah, dia lebih memilih segera kembali ke rumah menemui mamanya, setelah menatap lama Dedy memeluk erat tubuh mungil yang kian menua. Kalimat indah keluar mewakili seluruh hati orang yang bergelar anak “Selamat hari ibu mah, aku sangat menyayangimu.”

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Blogger templates

Free Guitar Black Glitter Cursors at www.totallyfreecursors.com

Blogger templates

Copyright © 2012. inspirasi awal kreasi dan ekspresi - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz