By Unknown | At 23.16 | Label :
Goresan Hati
| 0 Comments
percayalah bahwa keajaiban cinta akan datang untuk para penantinya. tetapi bila ia dinanti akan terasa lama kita menunggu. bila kita amat membutuhkannya maka yakinilah dengan sepenuh hati juga dengan segenap jiwa dan raga, dan bersyukurlah akan keajaiban cinta yang datang sebelumnya, walau bukan saatnya yang sesungguhnya. tapi percayalah yang sesungguhnya akan datang bila sudah waktunya.
ketika malam telah larut, di malam yang kelam legam, tak sesosokpun terlihat. tatkala waktu berdetik, terasa sekelibat hembusan nafas yang biasa memenuhi paru-paru dan pembuluh darahku terasa hadir dibalik punggungku. sempat kurasakan betapa nikmatnya, begiiiitu hangatnya.
tak lama diriku terbuai dalam peluknya, selam lonceng berdetik serasa singkat, punggungku terasa menggigil manerobos hingga tulang rusuk. kuberbalik mencari sosok yang ada difikirku, namun tak kudapatkan bayang itu. dapat kusimpulkan itu hanya bayangmu yang telah melekat pada setiap denyut nadiku juga hembusan nafasku, menyatu dengan darahku dan mengalir bersama keseluruh.
kutemui raut wajah mama me_layu. dapat kurasakan kegundahan yang ada dihati mama, menanti dan menunggu sebuah jawaban ...
sesaat hati kecilku berkata PAPA, iya papa. walau hati mama setebal tembok cina tapi aku yakin sekali mama tetap merasakan kesedihan akan papa. entah kesedihan karena perlakuan papa yang memuakkan atau karena sesungguhnya mama gak tau bagaimana keadaan papa saat ini. aku percaya bahwa mama masih punya hati yang setulusnya baik.
kian hari kuamati kini kurasa mama semakin lelah faktor usia. kutengok papa, kini perilaku papa semakin manja. tak dapat kupungkiri aku masih butuh mama untuk mengurusku, dan papa untuk membiayaiku. ku dapati ditengah malam ini mama tertidur pulas dengan bantal kecil dikepalanya, kutatap mama ingin rasa hati mendekati memeluk mama dan menciumnya tapi kutakut mama akan terbangun. kuteringat akan papa saat ini, karena papa tak berada diantara kita. papa aku merindukan MU
ketika malam telah larut, di malam yang kelam legam, tak sesosokpun terlihat. tatkala waktu berdetik, terasa sekelibat hembusan nafas yang biasa memenuhi paru-paru dan pembuluh darahku terasa hadir dibalik punggungku. sempat kurasakan betapa nikmatnya, begiiiitu hangatnya.
tak lama diriku terbuai dalam peluknya, selam lonceng berdetik serasa singkat, punggungku terasa menggigil manerobos hingga tulang rusuk. kuberbalik mencari sosok yang ada difikirku, namun tak kudapatkan bayang itu. dapat kusimpulkan itu hanya bayangmu yang telah melekat pada setiap denyut nadiku juga hembusan nafasku, menyatu dengan darahku dan mengalir bersama keseluruh.
kutemui raut wajah mama me_layu. dapat kurasakan kegundahan yang ada dihati mama, menanti dan menunggu sebuah jawaban ...
sesaat hati kecilku berkata PAPA, iya papa. walau hati mama setebal tembok cina tapi aku yakin sekali mama tetap merasakan kesedihan akan papa. entah kesedihan karena perlakuan papa yang memuakkan atau karena sesungguhnya mama gak tau bagaimana keadaan papa saat ini. aku percaya bahwa mama masih punya hati yang setulusnya baik.
kian hari kuamati kini kurasa mama semakin lelah faktor usia. kutengok papa, kini perilaku papa semakin manja. tak dapat kupungkiri aku masih butuh mama untuk mengurusku, dan papa untuk membiayaiku. ku dapati ditengah malam ini mama tertidur pulas dengan bantal kecil dikepalanya, kutatap mama ingin rasa hati mendekati memeluk mama dan menciumnya tapi kutakut mama akan terbangun. kuteringat akan papa saat ini, karena papa tak berada diantara kita. papa aku merindukan MU
